ISMI Aceh Bertemu Ilham Habibie, Bahas Strategi Dongkrak Ekonomi Umat Dan Gagas Aceh Jadi “The Next Batam”

[Jakarta] – Majelis Pengurus Wilayah (MPW) Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI) Provinsi Aceh menggelar pertemuan strategis dengan Majelis Pengurus Pusat (MPP) ISMI di Wisma Habibie & Ainun, Jakarta Selatan, Kamis, 8 Mei 2025. Pertemuan ini menjadi momentum penting dalam upaya memperkuat peran saudagar Muslim dalam menggerakkan roda perekonomian umat di Aceh.

Rombongan MPW ISMI Aceh yang dipimpin oleh Ketua Nurchalis, SP, MSi, turut didampingi Sekretaris Muhammad Balia, SIKom, SH, MSos, Bendahara Fuadi Satria, serta jajaran pengurus lainnya. Dalam pertemuan tersebut, MPW ISMI Aceh menyampaikan sejumlah program unggulan yang telah disusun sebagai bentuk komitmen membangkitkan ekonomi umat di Tanah Rencong.

“Kita menyampaikan harapan kepada MPP ISMI, dan alhamdulillah Bapak Dr. Ing. Ilham Akbar Habibie menyatakan dukungan penuh terhadap kegiatan-kegiatan yang akan kita programkan di Aceh,” ujar Nurchalis usai pertemuan.

Salah satu program unggulan yang diusung adalah penyelenggaraan forum “Muzakarah Saudagar”, yang bertujuan mempertemukan diaspora Aceh dari berbagai penjuru dunia untuk kembali berkontribusi bagi pembangunan daerah.

Selain itu, MPW ISMI Aceh juga meminta dukungan MPP ISMI dalam memfasilitasi pemasaran produk-produk UMKM Aceh ke pasar internasional. Hal ini sejalan dengan pengalaman Ilham Habibie yang memiliki rekam jejak dalam pengembangan produk lokal ke pasar global.

“Beliau menyatakan siap membantu memasarkan produk UMKM Aceh yang representatif melalui jaringan diaspora di luar negeri,” lanjut Nurchalis, yang juga merupakan anggota DPR Aceh.

Dalam diskusi strategis tersebut, Nurchalis mengungkapkan potensi besar Aceh sebagai kawasan industri dan perdagangan, bahkan menyebut Aceh memiliki peluang besar untuk menjadi “The Next Batam” karena posisinya yang strategis di jalur perdagangan dunia.

Menurutnya, pembangunan pelabuhan perdagangan atau Terminal Peti Kemas di Aceh merupakan infrastruktur kunci yang harus segera diwujudkan. “Aceh berada di antara Selat Malaka dan Samudera Hindia. Ini potensi luar biasa. Beliau (Ilham Habibie) memberi mandat kepada kami untuk menyampaikan kepada Pemerintah Aceh pentingnya membangun pelabuhan representatif,” ujarnya.

Ia menambahkan, pembangunan pelabuhan ini dapat menjadi bagian dari Program Strategis Aceh (PSA) dan memanfaatkan kekhususan Aceh sebagaimana diatur dalam UU No. 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh.

Nurchalis juga menekankan pentingnya kolaborasi multipihak, termasuk dari pemerintah, sektor swasta, BUMN/BUMD, dan mitra internasional dalam mewujudkan proyek tersebut.

“Dengan kebersamaan dan komitmen, kita bisa mencari skema pembiayaan terbaik. Saya yakin dan optimis, Aceh bisa menjadi gerbang perdagangan internasional. Pelabuhan peti kemas ini bisa menjadi tulang punggung ekonomi baru Aceh,” pungkasnya.

( Ahmad Randa/Rilis )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *